Thursday 18 August 2016

My Motherhood Story

“Giving birth and being born brings us into the essence of creation, where the human spirit is courageous and bold and the body, a miracle of wisdom.” – Harriette Hartigan


So here it is, our bundle of joy was born this day. Setelah penantian 9 bulan di 40+ week akhirnya telah lahir putri pertama kami pada tanggal 18 Agustus 2016. Alhamdulillah kami ucapkan kepada kebesaran Allah SWT yang telah memberikan hadiah terindah ini. Rasanya luar biasa bahagia saat melihat dan memeluknya untuk pertama kali. This little girl completes us. She doesn't know how much we love her since the day we met her.

CERITA OVER DUE DATE

Gw sempat galau masuk minggu ke 40 belum merasakan tanda-tanda kontraksi. Gimana sih rasanya kontraksi? Katanya kontraksi itu rasanya mules-mules kaya mau Buang Air Besar (BAB) dengan selang waktu 5 menit. Sering sih kontraksi tiap hari tapi yang keluar malah kotoran bukan bayinya hehe. Kegalauan tambah terasa saat masuk Hari Perkiraan Lahir (HPL) tapi belum ada tanda-tanda lahiran padahal perut udah super besar, kaki udah bengkak dan tidur pun ga nyaman kanan kiri.

16 Agustus perkiraan lahiran tapi masih belum ada tanda-tanda kontraksi. Setelah kontrol dokter masa tunggu 4 hari ke depan jika belum ada tanda-tanda lahiran akan dilakukan tindakan induksi. Kondisi dan posisi bayinya bagus sudah di jalan lahir namun sayang kepala bayi belum sepenuhnya turun. Saat pemeriksaan terakhir masih keliatan mukanya yang lucu si bayi lagi ngemutin tangannya saat di USG. Besoknya gw memutuskan untuk relaxasi spa hamil sampai ke mall.

2 hari setelah pemeriksaan terakhir ada kemajuan, keluar flek-flek merah seperti mau datang bulan. Paginya kita jalan kaki buat periksa ke Rumah Sakit ternyata (baru) pembukaan 1. Setelah dokternya periksa diputuskan induksi. Awalnya sempat ragu buat induksi karena efek dari induksi setiap orang itu berbeda, ada yang proses pembukaannya cepet dan ada yang lama bahkan ada juga yang ga berhasil lalu berakhir di meja operasi. Suami kasihan sama gw takutnya ga berhasil dan berakhir operasi sesar sakitnya jadi 2x.

Sehari sebelumnya gw sempet curhat sama mama tanya-tanya pengalaman dia waktu lahiran gw yang anak pertama katanya juga di induksi dan prosesnya cepat. Jadi gw lebih percaya diri berani induksi melihat pengalaman dari nyokap. Bismillah! I can do this. Penting buat calon ibu buat menerapkan positive thinking in every way. I met a great teacher in this experience. Her name is Bidan Nelly. Dia guru senam hamil gw. She is the best teacher!

PAGI HARI

Tiba di Rumah Sakit jam 8 pagi setelah di observasi melihat detak jantung bayi dan kontraksinya. Jam 9.30 dokter kandungan datang cek kondisi hingga akhirnya di kasih induksi melalui infus. Ini pertama kalinya merasakan adanya jarum suntik dalam waktu lama dalam diri gw. Getaran cinta mulai terasa tapi masih oke lah. Setelah urusan admin beres akhirnya gw dipindah ke kamar sampai pembukaan diatas 6 yang kemudian akan dibawa ke Delivery Room.

Saat itu ada suami dan ibu mertua yang nemenin sekalian gantian jaga buat ambil beberapa barang keperluan pra & pasca melahirkan. Orang tua waktu diinfokan masih ada urusan jadi belum bisa langsung datang. Kakak ipar yang jenguk sempet kasih saran untuk makan selagi masih bisa sekaligus isi tenaga. Mulai diasup makanan serta minuman walau agak kurang nafsu dengan datangnya getaran-getaran cinta.

Induksi ini bikin mules tak terkontrol kayanya buka 5 menit lagi selangnya tapi selang setiap 1 menit deh! Mules parah! Di sinilah keseruan perjuangan melahirkan dimulai, perut mules dengan rentang waktu kurang lebih 2 menit tanpa henti. Perut berasa diremas-remas sakit tapi ga boleh dikeluarin. Saat genting ini gw mulai ingat tips n trik dari Bidan Nelly. Harus banyak jalan supaya ga berasa sakit. Tiduran miring ke kiri. Atur nafas dengan baik. Jaga emosi serta tenaga dengan baik.

SIANG HARI

Kabar gembira saat suster datang cek pembukaan selanjutnya, "Ini kok Ibunya tenang banget udah bukaan 6 loh Bu!" Rasanya mau loncat denger suster bilang seperti itu. Tandanya udah mulai dekat dengan proses kelahiran. Menurut info, biasanya bukan diatas 6 itu prosesnya cepat. Makanya udah sumringah saat itu bisa dibawa ke Delivery Room. Ternyata sampai Delivery Room masih tunggu sampai bukaan lengkap sampai si bayi bisa dilahirkan.

Inilah masa-masa paling menyiksa, perut berasa mules sakitnya luar biasa ga tertahankan. Tiba-tiba aja something come out, bagian bawah gw basah! Clueless itu apaan kemudian suster yang nemenin bilang "Ibu air ketubannya baru pecah. Di tahan yah Bu sampai bukaan lengkap". Di sini udah ga tahan mulai teriak-teriak, suster mulai mengajarkan latihan pernafasan yang benar. Jadi kita harus menahan rasa BAB ini sampai bukaan lengkap 10!

FYI, jangan mengejan sebelum pembukaan lengkap karena akan menimbulkan pembengkakan pada jalan lahir. Tips lainnya jangan mengangkat panggul karena akan membuat robekan jalan lahir lebih besar. Ini lah yang gw ingat-ingat pesan Bidan Nelly, tapi prakteknya susah yah buibu. Suami yang nemenin terus mengingatkan untuk mengejan sambil membuka mata. Hindari memejamkan mata saat mengejan karena dapat mengakibatkan tekanan disertai pecahnya pembuluh darah pada mata.

#TBT

Kilas balik sedikit, cerita pengalaman ke dokter mata selama kehamilan. Jadi mata gw minus di atas 7. Beberapa dokter kandungan akan men-judge gw ga bisa lahiran normal karena minus ini. Ketika usia kehamilan 7 bulan, gw dikasih rujukan ke dokter mata untuk memeriksakan retina mata. Hubungannya untuk memastikan bahwa gw boleh melahirkan normal atau tidak. Kerusakan di retina mata menandakan bahwa kondisi beresiko lahirkan normal.

Alhamdulillah hasilnya retina mata masih bagus. Bersyukur banget pilih dokter kandungan yang ga pernah bikin mental down untuk berjuang lahiran normal. Mulai dari awal kontrol kandungan selalu memberikan komen positif bahkan ga bikin worried. Chill banget dokternya, the best! Balik lagi ke Delivery Room, saat bukaan lengkap barulah dokter kandungan bertugas. Ini masa-masa tersiksa, masa di mana ternyata teori tidak semudah prakteknya.

SORE HARI

Singkat cerita, yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, telah lahir lah anak pertama kami setelah perjuangan kurang lebih 7 jam.  Saat anak ini launching yang dipikiran gw adalah, "Gimana Dok bayinya? Kok ga ada suaranya?" Selang setelah pertanyaan itu, muncul lah suara kebahagiaan. Si bayi dikasih ke gw untuk di IMD (Inisiasi Menyusu Dini). IMD ini bayi dipeluk ke Ibu sambil mencari sumber makanan dan minumannya alias belajar cari nenen.

Plong rasanya! Memeluk yang 9 bulan ini di bawa kemana-mana. Happy tears liat makhluk kecil ini. Di saat ini lah perjuangan sesungguhkan menjadi seorang ibu di mulai. Di mulai dari menjahit luka jalan lahir, hiks! Setelah itu bayi di inkubator selama beberapa jam dan ortu bisa istirahat di kamar. Tapi masih ada 1 PR lagi, gw harus pipis. Gw lupa alasannya apa. Setelah keluar dari Delivery Room udah ada kedua ortu & keluarga yang menunggu sambil mengucapkan selamat.

EPILOG

Momen lahiran ini adalah momen terindah buat gw dan suami gw. Keluarga pada kumpul di satu ruangan sambil nunggu si bayi dibawa ke kamar. Gw inget kita perpelukan setelah melewatkan semua proses ini. Sambil bilang, "We did it! She's here." Perjalanan menjadi orang tua baru lah dimulai dari chapter ini. Dear #Els thank you for choosing us as your parents! Terima kasih udah hadir sebagai hadiah terindah dikehidupan kita.


“Birth takes a woman’s deepest fears about herself and show her that she is stronger than them.” – Unknown