Monday 7 September 2015

The adventure begins



“It doesn’t matter where you go in life, it’s who you have beside you.”

Menjelang 1 bulan sebelum acara pernikahan, akhirnya kita sepakat buat foto pre-wedding (Prewed). Kalo di luar negeri sebenernya ga ada istilah prewed, yang ada itu engagement photoshoot atau wedding photoshoot. Pada dasarnya sama sih yaitu foto berdua pasangan dengan pose manis nan romantis untuk dipajang saat resepsi. Di Indonesia pre-wedding merupakan agenda wajib buat pada calon mempelai untuk mengabadikan momen sebelum hari pernikahan bahkan ada pasangan yang rela menghabiskan budget yang fantastis. Kalo kita berdua mah apa atuh, bisa adain foto prewed aja udah alhamdulillah banget.

Setelah perdebatan yang alot antara Calon Pengantin Wanita (CPW) dan Calon Pengantin Pria (CPP) kami pun akhirnya berangkat foto prewed. Kita berdua sepakat bahwa foto prewed ini bukan sebagai agenda wajib jadi kami tidak membudgetkan biaya besar buat foto prewed. Untuk fotografernya kita minta tolong teman yang hobi foto sekaligus anak design, pengarah gaya dan makeup minta tolong pacarnya yang sekaligus sahabat baik gw sejak kecil. Mereka dengan baik hati mau membantu kami foto prewed gratis dengan sogokan makanan haha. That's what friends are for!

Di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Museum Transportasi menjadi lokasi pemotretan. Biaya masuk normal sebenarnya hanya Rp 2.000 / orang sedangkan biaya foto prewed Rp 150.000 untuk 5 orang. Untuk perizinan tinggal datang langsung ke loket bilang mau foto prewed nanti dikasih bukti kuitansi pembayarannya. Museum ini berisikan berbagai jenis transportasi yang ada di Indonesia dari jaman dulu. Pemilihan lokasi ini sesuai dengan tema foto dan konsep nikahan kita yaitu traveling. Tadinya mau foto di stasiun atau bandara tapi setelah dipikir-pikir pasti agak sulit buat perizinan dan buat memperkirakan keramaian pengunjungnya.

Tema dan konsep sudah dapat lanjut bikin story board. Story board ini penting buat cerita keseluruhan dari foto sekaligus buat pemilihan properti, outfit, dan aksesoris. Awalnya kita buat 3 sesi pemotretan dan tiga kali ganti baju, tapi karena ribet mesti bulak balik ke toilet jadi hanya 2 outfit. 1 yang kita pakai ke sana baju kasual dan 1x ganti baju semi formal. Ceritanya yang tadinya ada 3 cerita jadi dipadatin jadi 1 cerita aja. Inti ceritanya setelah kita berdua saling ketemu dan memutuskan menikah, no more solo traveling! Kita berdua menjadi travel partner yang akan menjelajahi tempat-tempat baru bersama.

Outfit, aksesoris, dan properti untuk pemotretan pun ga ngeluarin cost lagi. Outfit dan aksesoris pakai yang ada tinggal cocokin warna baju kita berdua. Properti seperti maps sisa-sisa peta traveling, globe karena gw kerja di sekolah jadi bisa pinjem globe kelas, 2 koper vintage pinjam dari bokap dan temannya adek, topi milik pribadi dan ada pinjeman juga dari teman buat ganti, terakhir simple hand bouquet. Hand bouquet ini yang agak rempong, cari-cari info di internet harga bunga mahal yah mending buat makan deh, hiks. Akhirnya nemu info depan perumahan gw ternyata ada yang jual bunga per tangkai dengan harga super murah.

Alhamdulillah banget persiapan sampai pelaksanaan foto prewed lancar. Kemarin kita stand by dari jam buka museum supaya ga kesiangan dan belum terlalu ramai. Pas datang ternyata udah ada beberapa pasangan yang mau foto prewed juga. Setelah cari lapak buat taro barang, kita keliling museum buat penentuan spot foto. All set, touch up bentar lanjut pemotretan. Gw baru sadar bahwa foto prewed ini ga segampang yang dibayangkan. Agak awkward yah bergaya manis nan romantis di tempat umum gitu.  Apalagi kita tipe pasangan yang cuek dan jarang romantis-romantisan. Sneak peak hasilnya baru kaki dulu yah. Can't wait to start the adventure with him!


 "The journey of a thousand miles begins with one step." - Lao Tzu


xoxo,
RIFKA

Thursday 3 September 2015

About time


"If two people were meant to be together, eventually they'll find their way back." - Chuck Bass. 

My life is so full of surprises! Tahun lalu status masih single and still can't move on. I'm stuck! Ketika teman-teman seangkatan sudah mulai memikirkan masa depan seperti melanjutkan pendidikan, menikah, serta karir yang lebih baik, and I'm like.. What country am I going to next? Nepal, Turki, Yunani,  atau Eropa Selatan mana yang mungkin direalisasikan selanjutnya. Setelah kepulangan solo backpacking, gw bener-bener living in the moment. Rumi said "travel brings power and love back into your life". Pulang perjalanan makin semangat buat kerja dan nabung lagi dari nol. Siapa sangka pulang dari perjalanan itu gw dipertemukan dengan cinta lama yang sudah terputus hubungan selama 5 tahun.

The right man comes at the right time. 3 September 2006, 9 tahun lalu adalah waktu yang tepat buat kita berdua memutuskan buat pacaran. We had a good times for almost 1,5 years! Namun transisi romansa cinta putih abu-abu menjadi anak kuliahan ternyata tidak semudah yang kita bayangkan. Tiap hari sibuk dengan tugas kuliah, adaptasi dengan lingkungan baru, ditambah dengan berbagai agenda sebagai mahasiswa baru. We took a break for a while, fokus dengan kehidupan mahasiswa baru (maba). After that, ternyata hubungan kita mulai ga sejalan hingga akhirnya kita sepakat pisah. Selama setahun kita masih berteman baik sampai akhirnya terputus hubungan sejak tahun 2009.

Hubungan kami kembali tersambung sekitar bulan September tahun lalu. Agak awkward sih ketika pertama kali ketemu setelah sekian lama. Tapi akhirnya lama kelamaan mulai santai, entah kenapa kalo sama dia bawaannya nyaman dan lebih terbuka cerita tentang apa aja. Awal ketemu ga ada sama sekali dipikiran gw untuk balikan. I look at him as a friend. Bahkan ketika orang-orang terdekat menanyakan, "Are you two getting back together?" gw jawab dengan tegas, engga. Karena ketika itu gw sedang dalam masa pendekatan dengan orang lain. Gw pun jaga jarak dengan dia yang ketika itu dia pun sedang dekat dengan orang lain.

Pendekatan pun gagal karena saat itu gw  merasa belum 'closure' dengan hubungan terakhir. Kalo kalian nonton TV series Friends yang episode The One Where Ross Finds Out, diceritakan bahwa karakter Rachel ini ga bisa memulai hubungan baru karena belum bisa jujur dengan diri sendiri tentang perasaannya. Hingga akhirnya dia mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dia suka dalam keadaan mabuk mengungkapkan isi hatinya ydang disebut 'closure' . Closure moment dalam hidup gw terjadi di akhir tahun. I did what Rachel does! No happy ending like Rachel & Ross but I feel relieved. Mulai saat itu lah gw yakin kalo gw ready dengan hubungan yang baru.

Ketika komitmen itu bulat, orang pertama kali yang gw liat adalah dia. Dia yang selama ini selalu ada buat gw tanpa pamrih. Dia yang selalu baik sama gw, walaupun gw selalu jahatin dia. Dia yang selalu sabar dan tidak pernah mengeluh dengan kelakuan gw yg super weird. Gw salut dengan perjuangan dan perubahannya selama kita berpisah. Awal tahun, 3 Januari 2015 adalah waktu yang tepat untuk kita berdua menjalani hubungan yang lebih serius. He asked my parents for permission to marry me! Mak, tahun ini gw nikah!! Rencana awal nikah akhir tahun 2015 sekalian mengumpulkan pundi-pundi uang, tapi akhirnya dimajukan jadi Oktober. Kita mau di bulan Oktober menjadi perayaan hari pernikahan sekaligus ulang tahun kita berdua.

Insya Allah, 1 bulan dari sekarang kita berdua sudah diresmikan as husband and wife. Yeay!! Masih ga nyangka setelah bertahun-tahun ga berkomunikasi dan ga ketemu, setelah traveling ke belahan benua lain dengan maksud terselubung cari pasangan orang asing, setelah gw dengan yakinnya bilang ga tertarik untuk balikan, akhirnya kita bersama. Waktunya kali ini tepat. Mungkin ini konspirasi dari alam semesta or whatever. I'm happy now!! Thank you for holding me tight and sticking my broken pieces back together. You're my other half, you're my best partner.

"So i love you because the entire universe conspires to help me find you" - The Alchemist


xoxo,
RIFKA

Tuesday 28 July 2015

Eid Mubarak, sister!

Last day in Paris. Kita bangun subuh untuk siap-siap. Di Indonesia jam segini biasanya akan siap-siap untuk Shalat Ied. Tapi kita mesti berangkat ke bandara untuk terbang pulang ke Indonesia. Sebenernya salah perkiraan nih, harusnya kita punya waktu untuk menikmati Shalat Idul Fitri di kota Paris. Sayangnya jarak kota Paris dan CDG Airport harus ditempuh selama kurang lebih 1 jam. Karena lokasinya berada zona 5 di luar kota Paris. 

Pagi itu dengan cuaca dengan sangat dingin jalan menuju tram. Ini lumayan berjuang sih. Gadis backpacker dengan segala perintilan tas & berat beban tas bikin sakit punggung. Jalan menuju tram tanjakan. Pegel coy! Perjalanan ke bandara mesti naik tram, lanjut transit naik kereta.

Thursday 23 July 2015

Let's checking my bucket list today

"There's nowhere else like London. Nothing at all, anywhere." - Vivienne Westwood

Pagi ini gw berangkat dengan host gw Inga. Saat gw di sana dia masih kerja jadi ga bisa ikut nemenin keliling kota. Inga ini walaupun tinggal di London tapi kiblatnya justu ke Asia. Kalo gw suka banget sama musik-musik Britpop, dia malah suka musik-musik Asia. Salah satu yang menjadi guilty pleasure dia adalah K-Pop! Haha. Selama di tube, dia banyak nanya-nanya tentang Indonesia. Rencananya sekitar bulan september dia mau ke Indonesia. Kita berpisah di Westminster Underground. Dari situ gw mampir liat Big Ben, London Eye, dan sekitar Westminster Abbey. Horeeyy I made it!! Terharu banget satu-satu Bucket List gw statusnya accomplished. Di situ ga terlalu lama, karena gw mau nonton Changing of the Guard di Buckingham Palace. Acara ini dimulai jam 11. 30 hingga jam 12.00 diadakan setiap hari. Prosesinya di mulai dari The Mall hingga masuk ke depan istana Buckingham tanpa dipungut biaya. Kalo ke London wajib nonton Changing of the Guard. Seru banget!!

Jangan lupa datang lebih awal buat tekin spot tempat yang pewe. Waktu itu gw datang 15 menit sebelum acara di mulai ternyata depan gate istana udah ramai dengan lautan manusia depan istana di segala sudut. Ga lama denger teriakan-teriakan heboh "Look! That's the Queen. She's waving!" Dengan heboh gw pun langsung melotot ke barisan depan lewat mobil yang baru saja keluar dari istana. Damn my short legs! Gw ga keliatan apa-apa selain badan-badan raksasa yang menjulang tinggi di depan gw. Seterusnnya sampai acara Changing of the Guard, I can't see anything but tongsis save my life! Dengan modal kamera, tongsis, dan smartphone gw bisa liat proses acara Changing of the Guard tanpa jinjit-jinjit. Jadi kamera gw terkoneksi ke smartphone yang bisa dijadikan miror, kemudian gw videoin deh jadinya liat acara dari layar smartphone.

The apple of my eye, London Eye
Finally I met Big Ben!
Changing the Guard
The crowd. Tongsis in action
Siang itu cuaca London sedang panas-panasnya. Luar biasa panas apalagi gw dijemur sekitar 30 menit depan Buckingham Palace. Gw pun memilih jalan kaki di sekitar pepohonan hingga ketemu dengan Wellington Arch, Australian War Memorial, hingga Hyde Park. Hyde Park ini merupakan taman terbesar di London. Pantesan aja musisi-musisi di Inggris produktif dalam menciptakan lagu, kotanya benar-benar menginspirasi buat kreatif. Liat banyak pohon-pohon, taman yang dipenuhi bunga-bunga, danau mini dengan habitatnya. Park life di sini asik banget, cuek mau ngapain aja. Mau bobo siang di taman juga bebas. Lagu Parklife-nya Blur terinspirasi di Hyde Park. Damon Albarn pernah bilang gini "I came up with the idea for this song in this park. I was living on Kensington Church Street, and I used to come into the park at the other end, and I used to, you know, watch people, and pigeons..." Super cool!!

Destinasi selanjutnya Harrods! Harrods adalah sebuah mall kelas atas yang terletak di Brompton Road. Catat tuh, kelas atas! Gw sih cuma numpang ngadem aja sama foto-foto kok. Motto Harrods adalah Omnia Omnibus Ubique, yang berarti "Semua Barang, Untuk Semua Orang, Di Mana Saja". Preet bgt lah ini! Buat backpackeran macam gw belanja di Harrods udah masuk blacklist. Isinya secara keseluruhan sama dengan mall-mall lain cuma brand-brand di sini lebih berkelas. Gw cuma iseng liat-liat mau tau the famous Harrods itu kaya gimana. Gw sih di sini tertarik di Food Hallnya. An absolute stunning display and arrangement of food from the gourmand's perspective! Setiap makanan dibagi per jenis makanan tiap negara ada America, India, Japan, Korea. Pokoknya bikin ngiler deh kalo ke sini! Roti yang dijual di sini pun gemuk-gemuk beda sama roti-roti di Indonesia. Keluar dari Harrods gw ngidam makan sushi, untung di seberang ada takeaway style sushi shop bernama Wasabi. Harga masih bersahabat jadi mampir takeaway sushi buat di jalan.

Park life in Hype Park
Food Hall in Harrods
Sweet treat anyone?
Dari situ lanjut naik bus menuju Baker Street. Sherlock Holmes and Dr. John Watson were live in Baker Street 221b. Sempet nyasar sebentar ke Regents Park. Suka banget di London banyak taman buat santai-santai. Gw ga masuk ke Sherlock Museum karena antrian panjang dan bayar 10 GBP. Gw menyempatkan mampir ke toko souvenir sebelahnya buat oleh-oleh sahabat-sahabat gw yang pecinta Sherlock Holmes. Di sebelah Sherlock Museum pun ada Beatles Store. Dari dulu gw cuma bisa cek koleksi-koleksi toko ini via online, harga shipping yang mahal selalu mengurungkan niat gw buat belanja online di sini. Akhirnya gw kesampaian juga belanja di sini langsung, the power of dreams! Di sini nemu poster The Beatles yang lagi menyebrang di Abbey Road seharga 10 GBP. Lumayan banget kan buat kenang-kenangan.

Poster The Beatles lagi nyebrang Abbey Road udah dapet. Selanjutnya menuju Abbey Road! Letaknya ga jauh dari Baker Street cukup jalan kaki aja. Abbey Road ini menjadi popular dikalangan turis dengan pose wajib sedang menyebrang ala The Beatles. Padahal kalo di liat mah seperti jalanan dengan zebra cross biasa. Malah kalo gw bilang di sini bahaya banget karena merupakan jalan umum tiap orang ke sini pasti maunya foto ala The Beatles sambil nyebrang sedangkan kendaraan yang lewat sini selalu ramai. Sayang banget gw ke sini sendirian, pengen juga sih foto ala The Beatles. Akhirnya gw cuma nyebrang sendirian dengan meminta tolong seorang wanita tua fotoin. Dia pun traveling sendirian, kita gantian ambil foto sampai puas. Gw seneng liat wanita tua ini, keliatan kalo dia happy bisa ke Abbey Road. Gw menunjukan ke dia poster 3D The Beatles yang baru gw beli. Dia pun tertarik dan lanjut ke toko yang gw rekomendasikan.

The swans in Regents Park
The famous 221B Baker Street
Just did what the Beatles did at Abbey Road
The legendary Abbey Road Studio
The most wanted coffee shop for Beatlemania
London Language Exchange with Simon and Bella
Selesai foto-foto gw ngopi-ngopi dulu di Beatles Coffee Shop yang berada di depan St. John's Wood Station. Hari ini luar biasa puas, satu-satu gw checking my bucket list. I was the luckiest and the happiest woman at that moment. Sore itu waktu menunjukan jam 6 malam, gw janjian dengan Bella bertemu depan Ripley's Believe It or Not! untuk datang ke acara Language Exchange. Ini merupakan komunitas pertukaran bahasa yang diadakan setiap minggu. Di sini kita ketemu bermacam-macam orang dengan bahasa ibu yang berbeda. Lumayan nambah teman yang punya pengalaman serta cerita-cerita yang berbeda. Salah satunya Simon yang cerita dia baru aja selesai diajakin syuting film layar lebar yang dibintangi Ian McKellen. Dia lupa judulnya apa, ceritanya tentang Sherlock Holmes waktu masih muda jadi flashback dari tua ke muda. Setelah gw googling ternyata filmnya berjudul Mr. Holmes yang keluar tahun ini. What a cool man I ever met!

"By seeing London, I have seen as much of life as the world can show." - Samuel Johnson


xoxo,
RIFKA

Wednesday 22 July 2015

From Wembley Central to Custom House


Setelah 3 hari stay di apartemennya Bella, it's time to moved again! Siang itu gw menghabiskan waktu di sekitar Wembley. Alasannya karena ada masalah dengan memori kamera gw. Di hari ke 10 kemarin memori kamera gw sudah terisi penuh! Jadi ceritanya gw baru beli kamera mirrorless dengan memori hanya 16 GB, bodohnya gw lupa menurunkan ukuran kamera dari ukuran awal yaitu 20 MB. Bayangin foto-foto perjalanan gw berkapasitas 20 MB plus video-video konset Let It Be yang full HD! Beberapa data sementara sudah dipindahkan ke Macbooknya Bella, sebagian di save di media penyimpanan online seperti dropbox dan gdrive. Ini pun membutuhkan waktu yang lama dari semalam upload belum beres-beres. Karena ini hari terakhir, jadi gw mesti ngurusin data-data dokumentasi gw dulu. Kemarin sempet mau beli Hard Disk External via Amazon UK, katanya sih sehari juga sampai tapi ternyata si magic card menolak. Hiks! Yasudahlah akhirnya gw ke toko elektronik terdekat bernama Maplin beli flashdisk seharga 10 GBP.

Dari Maplin nganter Bella sebentar makan di McD. Hari itu alhamdulillah gw puasa, jadi gw cuma nemein aja. Godaan banget liat dia makan chicken nugget, jadi inget pas sahur bikin chicken nugget gosong gara-gara setting timer di microwave kelamaan. Dasar newbie microwave! Bella cerita kalo di sini ga ada saus sambal macam di Indonesia, jadi kalo ke McD cuma ada saus tomat paling banter di kasih saus BBQ. Mengenai saus sambal khas Indonesia ini memang unik bin ajaib sih. Di luar negeri mana ada saus sambal bahkan di Prancis katanya kalo makanan dikasih saus itu haram karena akan merusak cita rasa asli makanannya. Gw sih, can't life without saus sambal! Selama trip gw bawa 2 bungkus saus sambal. Si Alvin, host gw di Manchester, gw suruh cobain saus sambal dia bilang "This is fantastic" rasanya enak banget. Host gw di London selanjutnya bahkan udah request minta dibawain saus sambal karena stok saus sambal dia sudah habis. 

Apt Student Living in Wembley
Show flat open now
Hari terakhir sempetin foto depan Wembley Stadium. Kalo mau foto-foto di dalem bayar harus ikut Wembley Tour dulu. Gw sih bukan penggemar bola jadi cukup foto di depannya aja hehe. Wembley Stadium merupakan kandang dari tim nasional sepak bola Inggris dan merupakan stadion terbesar ke dua di Eropa. Stadion ini masuk dalam pencalonan Inggris sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Bella cerita waktu beberapa minggu lalu dia nonton konser Eminem di Wembley Stadium. Ternyata setelah googling di Wembley ini juga digunakan sebagai tempat konser artis-artis terkenal seperti Muse, Oasis, Take That, U2, Madonna serta menjadi host Concert for Diana dan konser Live Earth. Hits banget yah! Coba gw tinggal di sini, uang gw pasti bakal habis nonton konser, band-band favorit gw semuanya berasal dari sini.

Apartment Bella letaknya sebelahan dengan London Designer Outlet. Siang itu gw sempatkan mampir ke sana sekalian cari oleh-oleh. Gw cerita ke orang rumah kalo belanja di sini lebih murah dan akhirnya mereka nitip oleh-oleh. Untungnya nyokap pengertian dengan gaya traveling gw yg ala backpacker, jadi dia kirim suntikan dana buat gw beli oleh-oleh. Selain itu kayanya nyokap juga iba denger cerita gw yang bilang cuma makan sandwich buat hemat pengeluaran. Apalagi kemarin gw kirim foto buka puasa gw cuma sandwich seharga 0,99 pound haha. Lanjut ke oleh-oleh, di sini gw mengeluarkan skill terbaik gw dalam belanja dan memilih barang dengan harga terbaik. Pada dasarnya gw ini bercita rasa British jadi semua brand-brand favorit gw dari sini. Di Indonesia sepatu di Clark atau pakaian-pakaian di Mark & Spencer mahalnya luar biasa, di sini masih terjangkau setidaknya masih bisa beli sepatu di Clark seharga 25 GBP atau pakaian seharga 5 GBP di M&S!

The Famous Wembley Stadium
It's shopping time
Oleh-oleh for myself and my sister
Oleh-oleh for my mother
From Wembley Central, now let's moved to Custom House. Setelah puas setengah hari belanja, gw pindah ke rumah host selanjutnya di Custom House yang berada di zona 3. Kalo Wembley berada di Northwest London, Custom House berada di London Borough of Newham yang letaknya saling berjauhan. Dengan tambahan tas oleh-oleh berangkatlah gw buat pindah rumah. Moving kali ini rasanya berat banget karena beban bawaan makin banyak ditambah underground di London yang luar biasa bikin capek! Karena mesti naik turun tangga berkali-kali buat ganti line. Belum lagi kalo pas rush hour penuhnya sama aja kaya naik KRL ke Serpong cuma di sini penumpangnya lebih tertib ga bar-bar macam di Jakarta. Tiba di Custom House DRL Station lagi-lagi gw salah arah. Harusnya bisa tiba sebelum gelap, jadi tiba pas matahari tenggelam. 

Host gw kali ini bernama Inga Grazulyte. She is Lithuanian who lives in London with her family. Ketika gw stay di sana, gw merasakan seperti ketemu keluarga baru. Ibu dan ayahnya sangat ramah, adik perempuannya yang baru pulang dari Guadeloupe serta adik sepupunya menerima gw dengan hangat, Inga punya seorang adik laki-laki juga yang senyumnya mirip sekali dengan dia. Hal yang membuat gw tertarik ketemu Inga adalah dia tertarik dengan Indonesia. Keyword di couch requestnya bahkan apa kabar! Hari awal pas gw send request gw yakin bisa share banyak hal dengan dia. Dia suka berbagai hal tentang Asia khususnya di Indonesia. Ceritanya dulu mantan pacarnya orang Indonesia makanya dia bisa beberapa kata dalam bahasa Indonesia dan tau beberapa hal tentang Indonesia. Satu-satunya host bule gw yang minta dibawain saus sambal dan bumbu gado-gado. I love her so much! She is like my sister! Hope someday I can meet with her again.

xoxo,
RIFKA

Tuesday 21 July 2015

One fine day in London

Good morning from London!! I stayed in the student apartment near Wembley. Jadi berasa student lokal di sini hehe. Ngarep! Seseneng itu sih bisa tinggal bareng host gw ini. Orang Indonesia, dia lebih muda dari gw, tinggal sendiri di negeri orang, dan kuliah di salah satu universitas terbaik di UK. I wish living in her life karena itu impian gw banget sebenarnya.

Route pertama adalah Camden Town. Ini salah satu bucket list wajib di London. Di Camden Town seperti pasar tradisional yang jualan barang-barang unik dan antik. Ini menjadi surga banget buat BritPop atau Inggris mania. Segala union jack, kepingan hitam, poster, kaos dengan berbagai jenis tersedia di sini. Penjualnya semacam brand-brand UKM-nya Inggris.

Keliling dan bengong di Camden sendirian. Kalo punya budget lebih rasanya mau belanja banyak di sini. Tapi ingat bagasi & backpack sangat tidak memungkinkan. Produknya kesukaan semua. Di jalan nemu harta kartun, 99p Store. Di sini jualan apapun sengan harga 99 pence! Gw beli sandwich yang lumayan mengenyangkan di sini. 

British Library merupakan perpustaakaan terbesar di dunia. Sebagai librarian ini kunjungan wajib. Masuk gratis tapi untuk beberapa section seperti reading room hanya khusus member yang bisa masuk. Tersedia locker juga yang super besar. Kalo ke sini bisa akses free wifi dan ada cafenya. Setelah library tour lanjut jalan kaki menuju King's Cross. 

King's Cross Station dengan tujuan Platform 9 3/4. Kebodohnya gw adalah saat tiba di King's Cross Station langsung beneran cari itu platform nomor 9. Gw mikirnya paling ada di antara situ. Pas gw ke sana ternyata zonk! Bingung lah gw, pas dicari tau ternyata lokasinya berada di samping The Harry Potter Shop. 

The famous trolley in the world! Platform 9 3/4 is free public space but the line up is crazy! Kita ga perlu tiket buat antri. Nanti ada professional photographer yang ambil foto, hasilnya bisa kita liat di Harry Potter Shop boleh beli atau engga bebas. Saat sesi foto itu kita diperbolehkan mengambil foto dengan kamera pribadi. Properti sperti tongkat dan scraft boleh dipinjem gratis.

Tipsnya kalo mau ke sini better pagi hari sebelum jam 9 tapi kalo sebelum jam 9 belum ada profesional photographer yang stand. Kalo males antri dan punya budget lebih mending beli tiket VIP seharga £15. Ini tiket dewa sih datang-datang tinggal foto aja ga perlu capek-capek antri. Kalo kalian datang ramean mending beli tiket ini bisa buat group dan udah termasuk hasil cetak fotonya.

Hal yang terlewat di London adalah Warner Bros Studio Tour London. Ini ibaratnya ibadah wajibnya buat Potterhead. Walk in the footsteps of Harry Potter and explore the wonders of the wizarding world. Sayangnya karena approved visa terlalu berdekatan dengan jadwal keberangkatan. Akhirnya gw ga kebagian slot kunjungan ke sana. Hiks, summer begini super busy jadi slotnya cepat habis!

Foto dari samping di Platform 9 3/4

Surganya Potterhead

Monday 20 July 2015

Here in London, let it be!

 "I came to London. It had become the center of my world and I had worked hard to come to it." 
- V. S. Naipaul.

Wake up in London! How cool is that! Saat musim panas ternyata London panasnya hampir sama dengan Jakarta. Hari ini gw keluar lebih siang, karena stay di London hampir seminggu jadi gw punya waktu lebih banyak untuk mengeksplor kotanya. Dengan bekal pinjaman Oyster Card dari host, berangkatlah gw ke pusat kota. London ini kota besar yang dibagi menjadi 6 zona area. Gw tinggal di daerah Wembley Central yang masuk zona 4, nah kalo mau ke landmark-landmark terkenal di kota London rata-rata berada di zona 1 & 2. Underground gw masuk ke dalam zona 1, gw memutuskan untuk turun di Hyde Park dari Hyde Park jalan kaki menuju Buckingham Palace, St James's Park, The National Gallery,  hingga Leicester Square.

Buckingham Palace known as The Queen's House
The Queen Victoria Memorial
Buckingham Palace  merupakan kediaman resmi dari ratu Inggris dan menjadi saksi sejarah kejadian-kejadian penting di Inggris. Ada kejadian lucu waktu gw di Buckingham Palace. Sebagai solo traveler, gw mengandalkan monopod alias tongsis buat selfie. Alkisah gw kalap foto-foto selfie dengan tongsis diberbagai sudut sekitar Buckingham Palace, tiba-tiba ada seorang wanita India mendekat dan bertanya. "What is that?" sambil nunjuk tongsis gw. "It's monopod" karena gw ga mungkin bilang tongkat narsis alias tongsis. Dia curious penasaran sama tongkat ajab trus nanya gw beli dimana, dia pikir gw beli di sekitar sini. Tau gitu gw sekalian jualan tongsis di depan Buckingham Palace! Haha. Lanjut dari depan Buckingham Palace, gw jalan ke The Mall. The Mall ini bagian depan menuju gerbang masuk ke Buckingham Palac. The Mall ini menjadi tempat upacara pergantian penjaga istana dan acara-acara khusus.

Puas liat Buckingham Palace dari The Mall, masuk ke St James's Park. St James's Park merupakan tempat yang cocok buat berkumpul dengan keluarga, teman, atau orang terdekat. Ada berbagai kegiatan di sini, ada binatang-bintang juga seperti tupai, burung pelican, angsa, kuda. Di sini pun terdapat kids park corner. Enak banget kalo punya anak ngajak main di sini. Seandainya di Jakarta ada taman semacam St James's Park. Waktu gw ke sini summer time sangat crowed dan macem-macem orang ada di sini. Hati-hati sama orang-orang yang menawarkan bracelet / bunga dengan alasan amal. Gw sempet ditawarin, awalnya gw pikir gratisan ternyata dia minta uang seikhlasnya. Bukannya ga mau bantu tapi waktu itu gw ga pegang duit lebih hanya budget untuk pengeluaran harian.
 
Add Looking east from the Blue Bridge towards Horse Guards
Park life in St James's Park
Selanjutnya gw ketemu Trafalgar Square! Trafalgar Square ini bisa dibilang alun-alunnya kota London untuk mengenang Pertempuran Trafalgar. Ada banyak atraksi dan tempat wisata di sini, salah satunya adalah The National Gallery. National Gallery ini menyimpan lukisan-lukisan terbaik dunia. Koleksinya mencakup lebih dari 2.300 lukisan dari pertengahan abad ke-13 hingga tahun 1900. Satu hal yang gw suka dari UK adalah memberikan free admission pada setiap museum dan gallery. Di luar National Gallery banyak street performance yang bikin penasaran. Santai sejenak di Trafalgar Square untuk memutuskan itinerari selanjutnya. Gw pun mengikuti insting kaki ini melangkah dan bertemu dengan Garrick Theatre yang memajang poster Let it Be, Beatlemaia is Back.

One of street performance in Trafalgar Square
Inside The National Gallery
Let It Be is theatrical concert packed with over forty of The Beatles’ greatest hits. Galau pengen nonton atau engga, harga tiket paling murah 15 GBP setara dengan budget harian gw selama di London. Bulak balik keluar masuk teater, akhirnya memutuskan let it be gw beli tiketnya! Kapan lagi liat theatrical concert The Beatles di London. Kasihannya tiket paling murah itu restricted view due to pillar. Jadi gw duduk di bangku paling pojok dan terhalang dengan pilar jadi kurang nyaman. Saat konser dimulai gw super happy, rasanya seperti The Beatles asli yang di depan mata gw. Keseluruhannya mirip, dari mulai potongan rambut, penampilan di atas panggung, gesture, sampai jokes-nya pun sama! Bahkan yang jadi Paul bermain dengan tangan kidalnya. Pas acara berlangsung seorang ibu di sebelah gw ngajak pindah tempat duduk ke bagian atas agak tengah. Karena waktu itu bangkunya masih agak kosong kita diperbolehkan pindah, jadi lebih nyaman nontonnya. 

Beatlemania is back!
The fab four
2 jam lebih gw sing a long dengan berbagai lagu-lagu The Beatles. It was surreal! Setnya dimulai dari Cavern Club dengan membawakan lagu-lagu di album pertama, through the heights of Beatlemania through to breaking into America at the Shea Stadium, and Sgt Pepper and the psychedelic flower power era, and the breaking up album. You could really believe it was The Beatles! Bahagia banget deh pokoknya! Pengen disitu terus aja. Selesai konser, gw duduk di sekitar Leicester Square masih ga percaya gw bisa sampai London sendirian dan masih ga percaya gw barusan nonton konser Let It Be. Seumur hidup gw ga bakal bisa liat The Beatles konser dengan personil lengkap, dengan nonton konser Let It Be bagi gw udah cukup. Thanks God for making my dreams come true! 

xoxo,
RIFKA

Sunday 19 July 2015

LONDON BABY!

Last day in Liverpool, London calling tonight! Finally the most awaited day has come. Ini adalah hari di mana akhirnya mimpi ke London menjadi kenyataan. Kota-kota impian di British Dream gw satu per satu mulai di checked! Tapi di satu sisi sedih mau meninggalkan Liverpool. Salah satu kota impian untuk tinggal di Inggris adalah di Liverpool.

Hari terakhir disambut dengan guyuran hujan. Pagi itu hujan turun ga berhenti. Cuaca mellow seperti ini membuat bangun terasa berat apalagi gw baru pulang pagi setelah menghabiskan malam di Cavern Club. Yup! I had amazing night in the most famous club in the world! Kita baru balik sekitar jam 3 pagi setelah puas singing and dancing di sana.

Kemarin ketemu dengan backpacker asal korea yang juga merupakan Beatlemania. Dia ini niat banget sampai ikut tour dari National Trust buat bisa masuk ke rumah masa kecilnya John Lennon dan Paul McCartney. Keniatannya sampai dateng ke makam-makam seperti Julia Lennon dan Brian Epstein. Di hari terakhir, gw memutuskan mau ziarah ke makan embah-embahnya The Beatles. 

Setelah mulai gerimis, sekitar jam 10an baru berangkat dengan itinerary santai. Agenda sebelum pulang ke London ziarah makam tanpa perencanaan. Dengan target sebelum jam 1 harus udah balik ke hostel buat check out. Karena bus ke London dijadwalkan berangkat jam 4 sore. Keliling Liverpool dengan cuaca hujan membuat efeknya berbeda. This is ENGLAND!

Back to zaiarah makam yang hasilnya nihil. Gw naik bus salah turun jadi cuma keliling-keliling kota aja. Balik ke hostel yang pamit dengan staff hostel dan kasih souvenir sebuah kopi dari Indonesia. Kenangan terbaik di Liverpool terjadi karena I stayed in the best hostel. This was my money well-spent in The Embassie Hostel. The best night setelah solo backpacking terjadi di hostel ini.

Trip dari Liverpool ke London mengunakan Mega Bus dengan harga terbaik hanya £7.00. Mega Bus ini favorite backpacker dengan budget minim. Kalo lagi diskon malah kasih harga cuma £1 untuk berbagai rute. Perjalanan Liverpool ke London menghabiskan waktu 6 jam. Bus akan transit di Manchester kemudian lanjut ke London tanpa berhenti. 

Untuk ukuran budget bus, Mega Bus is very comfortable, wifi onboard works very well, on time, dan baggage pun aman. The Clash - London Calling menjadi playlist perjalanan sambil menikmati pemandangan dari luar jendela. In the middle of nowhere, tiba-tiba I saw a beautiful rainbow. Wah benar-benar moment yang ga akan gw lupakan.

Dan tibalah gw di Victoria Coach Station, London jam 10 malam. Beruntunglah traveling selama summer, matahari terbenam lebih lama. Jam 10 malam kalo di Jakarta seperti jam 6 sore. Jadi masih agak terang dan masih ramai. Tujuan gw ke apartment host selanjutnya adalah Indonesia student di London. Dia tinggal di Wembley yang berada di zona 4.

Rasanya masih belum percaya pernah ke London Work hard, dream harder! Mengutip dari buku Lonely Planet: "London may be one of the world's most expensive cities but it won't always cost the earth. Many sights and experiences are free, gratis, complimentary thrown in, or won't cost you a penny (or very little). Become a London freeloader for the day and cash in on some tip-top freebies"

xoxo,
RIFKA