Tuesday 14 July 2015

Goodbye Belgium, I'm off to Manchester!

Hari terakhir di Brussels. It's time to say goodbye again! Pagi itu gw ngobrol sambil sarapan di ruang makan sebelum Valentine pergi kerja jam 9.30 Gw memberikan kenang-kenangan berupa buku travel guide ke Indonesia berbahasa prancis, scraf batik, sepaket postcard, dan indomie. Dia terkejut dengan pemberian gw yang terlalu banyak. Dia bilang jika tesisnya sudah selesai akan traveling lagi namun karena kesibukannya dia belum sempat traveling. Indonesia akan menjadi salah satu tujuan destinasinya. Terakhir dia traveling bersama adiknya ke Rusia selama 2 bulan.  Dengan terburu-buru dia hanya minum segelas kopi kemudian bilang "You can stay here whenever you want." Kita berpelukan dan cipika cipiki sebelum berpisah. Gw stay sendirian di rumah Valentine sampai sekitar jam 10. Packing ulang sambil menunggu semua baterai terisi penuh kemudian berangkat. I will miss this big house!

Udara saat itu bersahabat, terik dengan udara agak dingin. Gw berjalan dengan coat tebal, topi, dan backpack lengkap. Jadwal pesawat ke Manchester dari Charleroi Airport (CRL) jam 19.35 waktu setempat, masih ada beberapa jam di Brussel gw manfaatkan jalan-jalan ke Place Poelaert dan sekitarnya. Best view untuk liat Brussels adalah dari Place Poelaert, di sini kita bisa mendapatkan panorama terbaik Brussels. Disediakan binocular juga di sini buat liat detail pemandangannya. Dari situ gw lanjut jalan kaki ke Palais de Justice kemudian menelusuri jalan yang dihiasi dengan street art mural Tin Tin. Petunjuk arah di Brussels sangat mudah, terdapat banyak papan petunjuk arah ke landmark-landmark terkenal di Brussels. Awalnya pengen ke Atomium tapi takut ga keburu. Dari pengalaman kemarin selalu nyasar dan telat. Jadi ga mau ambil resiko ketinggalan pesawat. Maklum tiket promo, kalo ketinggalan pesawat bayar tiket normal bakal rugi 2x lipat.

 Home alone at Rue Franz Merjay
 Place Poelaert, nice to visit during sunrise or sunset
 One of many Tin Tin street art in Brussels
Atomium. I'll be here next time when I visit Brussels again
Charleroi Airport merupakan bandara kecil letaknya 46 KM dari selatan kota Brussels. Untuk mencapai ke Charleroi Airport kita bisa naik shuttle bus di Brussels Zuid, ga jauh dari Bruxelles Midi yang merupakan stasiun utama terbesar di Brussels. Perjalanan menuju bandara lancar, hanya 1 jam perjalanan gw udah berada di bandara. Untuk tiketnya bisa langsung beli di bus tapi kalo beli online lebih murah 3 Euro. Gw datang kecepetan kira-kira 4 jam sebelum keberangkatan, check in pun di tolak mesti tunggu 2 jam sebelum keberangkatan. Yasuda lah daripada terlambat dan ketinggalan pesawat. Di bandara sini ada toko souvenir, jadi kalo kelupaan belum beli oleh-oleh bisa dibeli di bandara. Meninggalkan Belgia tanpa beli coklatnya rasanya berdosa. Beli lah gw 1 batang coklat belgia yang niatnya buat oleh-oleh adik tercinta.

The biggest railway station in Brussels, capital of Belgium
Here comes the bus
Welcome to Charleroi Airport (CRL)
Gw terbang dengan Ryan Air, budget airline termurah untuk penerbangan lintas Eropa. Sayangnya Ryan Air ini mendarat di kota-kota kecil, jadi kalo mau booking tiket di Ryan Air perlu diperhitungkan juga transportasinya menuju pusat kota. Denger dari milis backpacker katanya Ryan Air ini aturannya ketat terutama masalah bagasi. Misalnya overweight bakal kena denda 50 Euro! Padahal harga tiketnya saja lebih murah daripada denda. Makanya daripada gw kena denda, akhirnya gw beli bagasi termurah. Pas check in ternyata ga seketat yang gw sangka, malah petugasnya ga ngeh kalo tiket yang gw beli termasuk bagasi. Kelar check in kembali menunggu gate di buka. Gw duduk di dekat pintu kedatangan mengamati orang-orang datang dan pergi. Jadwal penerbangan on time, setelah menunggu berjam-jam akhirnya gw berada di dalam pesawat menuju Inggris. My British dreams come true! Duduk di pesawat dengerin orang-orang sekitar berbicara dengan aksen yang berbeda, aksen yang menjadi favorit gw selama ini. I'm going to England!

Goodbye Belgium, I'm off to Manchester
Welcome to Manchester Airport (MAN). Welcome to England!
Setelah 1 jam perjalanan tiba lah gw di Manchester Airport (MAN) Terminal 3. Turun dari pesawat langsung isi lengkap Landing Card yang akan diserahkan ke petugas imigrasi sebelum keluar bandara. Urusan imigrasi kelar, lanjut ambil bagasi kemudian jalan kaki menuju halte bus di Terminal 1. Transportasi ke rumah host kali ini naik Stagecoach bus no 105 menuju Southern Cemetery. Gw berkomunikasi dengan host menggunakan whatsapp pake akses wifi gratis dari bandara selama 30 menit. "The bus has wifi, keep update me when you're in the bus." Turun di halte tujuan, celingak celinguk bingung jalan. Seorang pria muda Inggris mendekat. "Hey! You look confused. Are you new here?" tanya si pria Inggris #2. Awalnya gw curiga dengan kebaikannya, dia kemudian menjelaskan bahwa dia tinggal dekat sini dan dia liat gw dari bandara keliatan seperti orang asing. Ternyata si pria Inggris #2 ini satu pesawat dengan gw dari Brussels dan menunggu di terminal bus yang sama. Gw bilang kalo gw janjian dengan seorang teman di depan Premier Inn Hotel. "I'm not sure where it is but we'll found out." Beruntung ada yang nolongin, waktu itu jam 9 malam turun di halte depan kuburan agak creepy. Setelah ketemu hotelnya kita berpisah dan ga lama gw ketemu dengan host di Manchester.

Cooking dinner with my host
Bed in progress. This is my couch for 2 nights in Manchester

Host gw di Manchester bernama Alvin Banderas. Dia tinggal bersama pacarnya orang Hong Kong, Betty Lee, yang saat itu sedang pulang kampung. Alvin ini luar biasa baiknya, sampai rumah dia langsung masak masakan Asia bahkan gw dimasakin nasi juga buat makan malam. Terharu! Akhirnya bisa makan nasi. Alvin ini suka banget dengan kebudayaan Asia. Di rumahnya dia menerapkan kebiasaan orang Jepang yang lepas sepatu di dalam rumah. Urusan makanan dia pun lebih suka dengan masakan Asia. Hal yang bikin gw takjub lagi, di rumahnya ada sajadah! Dia cerita waktu kerja di Timur Tengah dia sempet belajar tentang Islam dan belajar shalat. "Are you fasting?" dia bertanya. Gw menjelaskan belum bisa puasa dan ternyata dia mengerti alasannya kenapa. Alvin menyiapkan couch gw senyaman mungkin supaya gw bisa tidur nyenyak. I can't believe my British dreams come true!! Tomorrow I'll visit my dream places in Manchester.

xoxo,
RIFKA

No comments:

Post a Comment